Jatiluwih merupakan salah satu tempat wisata di daerah Penebel,Tabanan. jatiluwih terkenal dengan keindahan alamnya dengan persawahan yang bertingkat-tingkat dengan rapi. di tempat ini juga di suguhkan pemandangan gunung yang indah yaitu gunung Batukar ,karena letak jatiluwih ini tepat di kaki gunung Batukaru. Diman areal persawahan jatiluwih ini memiliki luas kurang lebih 636 ha. Dan persawaha jatiluwih ini berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Daerah ini merupakan tempat yang cocok digunakan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran, karena tempatnya yang asri yang masih alami dengan udara yang segar. Di jatiluwih juga terdapat fasilitas yang yang lengkap untuk parawisatawan yang berkunjung kesana antara lain : penginapan , rumah makan tempat peristiratan sementara seperti gasebo. Masyarakat di desa ini dominan
sebagai petani dan peternak sapi. Sejarah di babalik nama jatiluwih merupakan berasal dari dua kata yaitu terdiri dari kata “JATI” yang berarti “BENAR-BENAR” dan “LUWIH” yang berarti “BAGUS atau IANDAH” dan apa bila di gabung, jatiluwih merupakan suat pemandangan yang benar-benar indah dan bagus. Dimana areal persawahan jatiluwih ini masih sangat tradisional , Jatiluwih pun masih menggunakan sistem subak yang merupakan sistem irigasi tradisional Bali. Dengan ketradisionalan yang masih kental dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke sana. Dari jatiluwih wisatawan juga bisa berkunjung ke pemandian air panas angsri ,karena jarak pemandian air panas angsri dari jatiluwih sangat lah dekat. Walaupun
lokasi tempat wisata ini sangat terpencil, dengan jalan yamg berliku-liku, namun banyak areal wisata yang bisa kita nikmati disana . Untuk perjalanan menuju daerah ini juga sangat tidak membosankan, karena sepanjang perjalanan kita di sunguhi pemandangan yang sangat indah dimana sepanjang perjalanan hamparan sawah membentang luas , dan pepohonan yang rindang yang berderet di sepanjang jalan menuju jatiluwih. Apa bila anda ingin mengunjungi daerah wisata yang penuh dengan persawahan yang hijau yang membentang luas dengan keasrian dank e tradisionalannya Jatiluwih adalah daerah yang mesti anda kunjungi, anda akan merasa takjub dengan pemandangan yang di suguhkan di depan anda.
Posted tagged ‘bali’
Jatiluwih
April 10, 2011Calon Arang
April 10, 2011Calon Arang merupakan dramatari ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen. Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Cerita lain yang juga sering ditampilkan dalam drama tari ini adalah cerita Basur, sebuah cerita rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Bali. Karena pada beberapa bagian dari pertunjukannya menampilkan adegan adu kekuatan dan kekebalan (memperagakan adegan kematian bangke-bangkean, menusuk rangda dengan senjata tajam secara bebas) maka Calonarang sering dianggap sebagai pertunjukan adu kekebalan (batin). Dramatari ini pada intinya merupakan perpaduan dari tiga unsur penting, yakni Babarongan diwakili oleh Barong Ket, Rangda dan Celuluk, Unsur Pagambuhan diwakili oleh Condong, Putri, Patih Manis (Panji) dan Patih Keras (Pandung)
dan Palegongan diwakili oleh Sisiya-sisiya (murid-murid). Tokoh penting lainnya dari dramatari ini adalah Matah Gede dan Bondres. Karena pagelaran dramatari ini selalu melibatkan Barong Ket maka Calonarang sering disamakan dengan Barong Ket. Pertunjukan Calonarang bisa diiringi dengan Gamelan Semar Pagulingan, Bebarongan, maupun Gong Kebyar. Dari segi tempat pementasan, pertunjukan Calonarang biasanya dilakukan dekat kuburan (Pura Dalem) dan arena pementasannya selalu dilengkapi dengan sebuah balai tinggi (trajangan atau tingga) dan pohon pepaya.
Cerita Calon Arang:
Pada suatu masa di Kerajaan Daha yang dipimpin oleh raja Erlangga, hidup seorang janda yang sangat bengis. Ia bernama Calon Arang. Ia tinggal di desa Girah. Calon Arang adalah seorang penganut sebuah aliran hitam, yakni kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan memakai ilmu gaib. Ia mempunyai seorang putri bernama Ratna Manggali. Karena puterinya telah cukup dewasa dan Calon Arang tidak ingin Ratna Manggali tidak mendapatkan jodoh, maka ia memaksa beberapa pemuda yang tampan dan kaya untuk menjadi menantunya. Karena sifatnya yang bengis, Calon Arang tidak disukai oleh penduduk Girah. Tak seorang pemuda pun yang mau memperistri Ratna Manggali. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat membuat resah warga desa Girah. “Kerahkan anak buahmu! Cari seorang anak gadis hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam anak gadis itu harus dibawa ke candi Durga!“ perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak buahnya. Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang anak gadis. Suatu perkerjaan yang tidak terlalu sulit bagi para cantrik Calon Arang. Sebelum matahari terbit, anak gadis yang malang itu sudah berada di Candi Durga. Ia meronta-ronta ketakutan. “Lepaskan aku! Lepaskan aku!“ teriaknya. Lama kelamaan anak gadis itu pun lelah dan jatuh pingsan. Ia kemudian di baringkan di altar persembahan. Tepat tengah malam yang gelap gulita, Calon Arang mengorbankan anak gadis itu untuk dipersembahkan kepada Betari Durga, dewi angkara murka. Kutukan Calon Arang menjadi kenyataan. “Banjir! Banjir!“ teriak penduduk Girah yang diterjang aliran sungai Brantas. Siapapun yang terkena percikan air sungai Brantas pasti akan menderita sakit dan menemui ajalnya. “He, he… siapa yang berani melawan Calon Arang ? Calon Arang tak terkalahkan!” demikian Calon Arang menantang dengan sombongnya. Akibat ulah Calon Arang itu, rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tidak ada obat yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu.. “Apa yang menyebabkan rakyatku di desa Girah mengalami wabah dan bencana ?” Tanya Prabu Erlangga kepada Paman Patih. Setelah mendengar laporan Paman Patih tentang ulah Calon Arang, Prabu Erlangga marah besar. Genderang perang pun segera ditabuh. Maha Patih kerajaan Daha segera menghimpun prajurit pilihan. Mereka segera berangkat ke desa Girah untuk menangkap Calon Arang.
Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditangkap. Para prajurit menjadi bangga dan merasa tugas suci itu akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat. Prajurit kerajaan Daha sampai di desa kediaman Calon Arang. Belum sempat melepaskan lelah dari perjalanan jauh, para prajurit dikejutkan oleh ledakan-ledakan menggelegas di antara mereka. Tidak sedikit prajurit Daha yang tiba-tiba menggelepar di tanah, tanpa sebab yang pasti. Korban dari prajurit Daha terus berjatuhan. Musuh mereka mampu merobohkan lawannya dari jarak jauh, walaupun tanpa senjata. Kekalahan prajurit Daha membuat para cantrik, murid Calon Arang bertambah ganas. “Serang! Serang terus!” seru para cantrik. Pasukan Daha porak poranda dan lari pontang-panting menyelamatkan diri. Prabu Erlangga terus mencari cara untuk mengalahkan Calon Arang. Untuk mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih saying”, kata Empu Barada dalam musyawarah kerajaan. “Kekesalan Calon Arang disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia menikahi puteri tunggalnya.“ Empu Barada meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan, bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan menyempurnakan ilmunya. Akhirnya rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. “He he … aku sangat senang mempunyai menantu seorang Empu yang rupawan.” Calon Arang terkekeh gembira. Maka, diadakanlah pesta pernikahan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam. Pesta pora yang berlangsung itu sangat menyenangkan hati Calon Arang. Ratna Manggali dan Empu Bahula juga sangat bahagia. Mereka saling mencintai dan mengasihi. Pesta pernikahan telah berlalu, tetapi suasana gembira masih meliputi desa Girah. Empu Bahula memanfaatkan saat tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Di suatu hari, Empu Bahula bertanya kepada istrinya, “Dinda Manggali, apa yang menyebabkan Nyai Calon Arang begitu sakti?“ Ratna Manggali menjelaskan bahwa kesaktian Nyai Calon Arang terletak pada Kitab Sihir. Melalui buku itu, ia dapat memanggil Betari Durga. Kitab sihir itu tidak bisa lepas dari tangan Calon Arang, bahkan saat tidur, Kitab sihir itu digunakan sebagai alas kepalanya. Empu Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri Kitab Sihir. Tepat tengah malam, Empu Bahula menyelinap memasuki tempat peraduan Calon Arang. Rupanya Calon Arang tidur terlalu lelap, karena kelelahan setelah selama tujuh hari tujuh malam mengumbar kegembiraannya. Empu Bahul berhasil mencuri Kitab sihir Calon Arang dan langsung diserahkan ke Empu Baradah. Setelah itu, Empu Bahula dan istrinya segera mengungsi. Calon Arang sangat marah ketika mengetahui Kitab sihirnya sudah tidak ada lagi, ia bagaikan seekor badak yang membabi buta. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab sihir dengan tekun. Setelah siap, Empu Baradah menantang Calon Arang. Sewaktu menghadapi Empu Baradah, kedua belah telapak tangan Calon Arang menyemburkan jilatan api, begitu juga kedua matanya. Empu Baradah menghadapinya dengan tenang. Ia segera membaca sebuah mantera untuk mengembalikan jilatan dan semburan api ke tubuh Calon Arang. Karena Kitab sihir sudah tidak ada padanya, tubuh Calon Arang pun hancur menjadi abu dan tertiup kencang menuju ke Laut Selatan. Sejak itu, desa Girah menjadi aman tenteram seperti sediakala.
Bajra Sandi
April 10, 2011Museum Perjuangan Rakyat Bali tercetus Pada Tahun 1980. Berawal dari ide Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu adalah Gubernur Bali. Ia mencetuskan ide awalnya tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981, diadakan sayembara desain monumen, yang dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, yang adalah seorang mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun pembangunan monumen selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen selesai. Setahun kemudian, pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Pada bulan September 2002, SK Gubernur Bali tentang penunjukan Kepala UPTD Monumen dilaksanakan. Dan akhirnya, pada tanggal 1 Agustus 2004, Pelayanan kepada masyarakat dibuka secara umum, setelah sebelumnya pada bulan Juni 2003 peresmian Monumen dilakukan oleh Presiden RI pada saat itu Ibu Megawati Soekarnoputri. Lapangan renon terletak di kota denpasar, Lebih tepatnya denpasar selatan desa renon. Sebelah timur kelurahan panjer dan sebalah barat kelurahan sanur. Di lapangan renon banyak orang-
orang yang melakukan kegiatan dari yang muda sampe yang tua. Kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan diantaranya yaitu ada yang jogging, bermain bulu tangkis, bermain bola basket, bermain sepak bola, bermain voli, bersepeda, senam lantai, pencak silat, beryoga, latihan jagling dari bartender, ada juga yang hanya duduk-duduk santai bersama kluarga, dan ada juga yang berpacaran di sekitar lapangan. Hampir setiap hari di lapangan renon banyak kegiatan di lakukan, biasanya orang-orang datang ke lapangan renon di sore hari, karena orang-orang pada umumnya dari pagi sampai siang melakukan kegiatan rutinitasnya masing-masing. Namun ada hari-hari khusus yang dimana orang-orang lebih banyak datang ke lapangan renon, seperti hari sabtu dan hari minggu. Karena pada hari-hari tersebut banyak orang-orang yang memiliki waktu luang dari kegiatan rutinitasnya masing-masing. Mereka datang kerenon guna melepas sementara kegiatan rutinitasnya dan melkukan kegiatan yang menurutnya menyenangkan, baik bersama teman
atau pun kluarganya. Selain itu di lapangan renon bisa dilakuan sebagai tempat kegiatan untuk mempringati hari-hari nasional, diantaranya melakukan upacara berdra untuk mempringati hari kemerdekaan Indonesia, hari ulangtahun ABRI Indonesia, dan lain-lain. Disamping itu juga anak muda melakukan kegiatan perlombaan band atau pementasan dari band-band yang terkenal. Disekitar lapangan renon juga banyak orang-orang yang berdagang, diantaranya ada yang jualan bakso, lumpia, jagung bakar, bubur, dan jualan air mineral kliling. Biaya untuk memasuki lapangan renon titaklah sangat mahal, hanya lima ratus rupiah.
Di bawah ini adalah jadwal yang dapat membantu anda agar anda tidak berkunjung pada watu yang kurang tepat.
• Senis – Jumat: 08.00 – 17.00
• Sabtu dan Minggu: 09.30 – 17.00
• Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama: Tutup
Taman Ayun
April 10, 2011Sebuah lingkungan pura kerajaan yag dibangun tahun 1634. Lingkungan Pura tersebut dikelilingi oleh kolam berisi teratai, kira-kira 300 meter sebelah istana kerajaan Mengwi. Lingkungan pura dengan tiga halaman yang hijau oleh tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang terpelihara, dihiasi oleh barisan meru, paibon dan Padmasana Singgasana Sang Hyang Tri Murti. Dan di seberang lingkungan pura juga terdapat Museum Manusa Yadnya, yaitu Museum upacara kemanusiaan sejak manusia dalam kandungan sampai dengan pembongkaran mayat. Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Dari kota Denpasar jaraknya lebih kurang 18 km menuju arah barat laut mengikuti jalan jurusan
Denpasar-Singaraja melalui Bedugul. Agar sampai di lokasi lingkungan Pura dengan menggunakan kendaraan bermotor memerlukan waktu perjalanan sekitar 25 menit. Kendaraan umum juga ramai lalu lalang dari pagi hingga sore hari, sehingga masalah transportasi tidak ada kesulitan. Di sebelah kiri dan kanan lingkungan Pura terdapat komplek perkampungan penduduk dengan rumah-rumah tradisonalnya, sementara di seberang jalan terdapat jeram-jeram dengan parit yang berliku-liku. Di sebelah barat Taman Ayu terdapat bangunan Wisata Mandala yang dilengkapi dengan bar dan restauran untuk kepentingan para wisatawan. Demikian pula warung-warung yang menjual makanan dan minuman banyak pula ada di sebelah Selatan lingkungan Pura. Di sana juga ada Museum Manusa Yadnya yang memamerkan “Daur Hidup”, taman bunga, toilet dan sarana parkir yang cukup memadai.
Kerta Gosa
April 10, 2011Kertagosa salah satu objek wisata yang terletak di tengah – tengah Kota Kabupaten Klungkung, Bali, kira-kira 40 km ke arah timur dari Denpasar. Kertagosa merupakan tempat pembahasan segala sesuatu yang bertalian dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan Bali.
Kertagosa terdiri dari dua buah bangunan (bale) yaitu Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang. Disebut Bale Kambang karena bangunan ini dikelilingi kolam yaitu Taman Gili. Keunikan Bale Kambang ini adalah pada permukan plafon atau langit-langit bale ini dihiasi dengan lukisan tradisional (gaya wayang). Fungsi dari kedua bangunan terkait erat dengan fungsi pendidikan lewat lukisan-lukisan wayang yang dipaparkan pada langit-langit bangunan. Cerita yang di lukiskan adalah Tantri kemudian cerita Bima Swarga yang banyak sekali memperlihatkan hukum karma phala,
serta cerita penitisan kembali (reinkarnasi) ke dunia karena perbuatan dan dosa-dosanya. Daya tarik Kerta Gosa, selain berupa lukisan-lukisan tradisional bergaya Kamasan di Bale Kerta Gosa dan Bale Kambang, juga terdapat peninggalan penting lainnya yang masih berada di sekitarnya,yaitu pemedal agung (pintu gerbang atau gapura), peninggalan ini tak dapat dipisahkan nilai sejarahnya.
Pemedal Agung terletak di sebelah barat Kerta Gosa yang sangat memancarkan nilai peninggalan budaya kraton. Pada peninggalan sejarah ini terkandung pula nilai seni arsitektur tradisional Bali. Bangunan-bangunan ini kini menjadi salah satu objek wisata budaya yang menarik, khususnya dari kajian historisnya. Apalagi, Kerta Gosa ternyata pernah difungsikan sebagai balai sidang pengadilan selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung.
Jadi yang mendominasi cerita di atap bale Kerta Gosa ini adalah kharma pala sehingga bale ini pada waktu kerajaan dulu di fungsikan untuk pengadilan. Yang menarik lainnya adalah kursi peninggalan jaman kerajaan yang sudah direnovasi masih tertata rapih seperti bagaimana posisinya pada jaman kerajaan dulu.Daya tarik dari balai ini adalah di langit-langit bangunan terdapat lukisan-lukisan wayang yang memiliki cerita kehidupan sehari-hari, karma phala, ramalan gempa dan filsafat hidup. Di samping balai ini terdapat banguan yang dikelilingi oleh kolam bernama Taman Gili.Suasana kerajaan sangat terasa di tempat ini, semua tertata rapih dan bersih
Hari Raya Pagerwesi
April 10, 2011Kata “pagerwesi” artinya pagar dari besi. Ini me-lambangkan suatu perlindungan yang kuat. Segala sesuatu yang dipagari berarti sesuatu yang bernilai tinggi agar jangan mendapat gangguan atau dirusak. Hari Raya Pagerwesi sering diartikan oleh umat Hindu sebagai hari untuk memagari diri yang dalam bahasa Bali disebut magehang awak. Nama Tuhan yang dipuja pada hari raya ini adalah Sanghyang Pramesti Guru. Sanghyang Paramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa sebagai manifestasi Tuhan untuk melebur segala hal yang buruk. Dalam kedudukannya sebagai Sanghyang Pramesti Guru, beliau menjadi gurunya alam semesta terutama manusia. Hidup tanpa guru sama dengan hidup tanpa penuntun, sehingga tanpa arah dan segala tindakan jadi ngawur. Hari Raya Pagerwesi dilaksanakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta. Hari raya ini dilaksanakan 210 hari sekali. Sama halnya dengan Galungan, Pagerwesi termasuk pula rerahinan gumi, artinya hari raya untuk semua masyarakat, baik pendeta maupun umat walaka. “Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap 210 hari sekali merupakan rangkaian Hari Raya Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada Sabtu (27/2) lalu,” kata Drs I Ketut Sumadi MSi,
dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Rabu.Umat Hindu pada Hari Pagerwesi mengadakan upacara keagamaan dengan menghaturkan sesaji serta rangkaian janur, bunga dan buah-buahan (banten) di tempat suci rumah keluarga masing-masing (merajan).Pagerwesi merupakan “tonggak” untuk mengingatkan umat terhadap Tuhan Yang Maha Esa penguasa alam semesta. Upacara itu dilakukan dengan cara bhakti maupun pengorbanan suci secara tulus ikhlas (yadnya).Umat Hindu pada hari suci terbesar kedua setelah Hari Raya Galungan dan
Kuningan (Kemenangan Dharma), juga dimaksudkan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan dan bimbingan ke jalan yang benar serta mampu menegakkan kebenaran sesuai ajaran agama dan hati nurani. Jika kita boleh mengambil kesimpulan, kiranya Hari Raya Pagerwesi di Indonesia dengan Hari Raya Guru Purnima dan Walmiki Jayanti memiliki semangat yang searah untuk memuja Tuhan dan resi sebagai guru yang menuntun manusia menuju hidup yang kuat dan suci. Nilai hakiki dari perayaan Guru Purnima dan Walmiki Jayanti dengan Pegerwesi dapat dipadukan. Namun bagaimana cara perayaannya, tentu lebih tepat disesuaikan dengan budaya atau tradisi masing-masing tempat. Yang penting adalah adanya pemadatan nilai atau penambahan makna dari memuja Sanghyang Pramesti Guru ditambah dengan memperdalam pemahaman akan jasa-jasa para resi, seperti Resi Vyasa, Resi Walmiki dan resi-resi yang sangat berjasa bagi umat Hindu di Indonesia. Upacara agama Hindu ini untuk menghormati jagad raya. Upacara ini dimaksudkan untuk menyucikan diri dan memperkuat mental untuk menghadapi tantangan hidup .
Stone Food
April 10, 2011 Badung adalah salah satu kabupaten yang ada di bali banyak obyek wisata yang di kenal dan rami di datangi wisatawanterdapat di kabupaten ini. Salah satunya mungkin tempat tempat belum di kenal banyak orang. Yaitu tanjung benoa, tempat ini berada dekat kawasan Nusa Dua. Tepat nya tanjung benoa banyak tempat-tempat yang sangat bagus buat wisatawan baik asing maupun local ada beberapa makanan khas yang ada di tanjung benoa ini salah satu nya makanan yang bernama batu-batu. Makanan ini sangat menarik untuk di rasakan oleh wisatwan yang datang ke desa tanjung benoa ini.
Batu-batu sering di kenal dengan sebutan ‘stone food’ karena bentuk makanan ini sangat unik dan mirip seperti batu.Makanan ini berasal dari keong laut, yang sering di jadikan umpan kepiting laut. Dan pada tahun 1989 banyak orang mulai berfikir dan membuat resep untuk mengolah keong laut ini menjadi makanan.
Cara membuat makanan sangatlah mudah,
1.Pertama keong di keluarkan dari cangkang nya,lalu direbus dengan air garam,
2.Kemudian kita membuat bumbu yaitu :
Bawang putih ;
Cuka ;
Cabai.
3. Semua bumbu di haluskan menjadi satu.
4. hidangkan makanan ini di dalam cangkir sup.
Apabila anda ingin memesan atau sekedar menikmati makanan ini anda cukup datang ke warung-warung yang ada di desa tanjung benoa. Dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp. 2.000 – Rp. 5.000 per porsi nya ( by andre irawan )