Archive for the ‘Pura luhur uluwatu’ category

Pura Luhur Uluwatu

April 10, 2011

Bali merupakan tempat yang sangat cocok untuk berwisata seperti, berlibur, rekreasi, melihat berbagai kebudayaan, olah raga, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengingat bahwa Bali merupakan pulau yang sangat populer sebagai tempat yang memiliki keindahan alam maupun budaya yang luar biasa mengagumkan. Sehingga pulau Bali dijuluki sebagai pulau surga oleh wisatawan yang sudah dapat menikmati keindahan pulau Bali. Pulau Bali juga bisa disebut dengan pulau seribu pura. Karena, pulau Bali memiliki banyak pura yang sangat memukau dan sangat cocok untuk dijadikan tempat tujuan wisata. Salah satunya adalah Pura Luhur Uluwatu.
Uluwatu terletak di daerah perbukitan batu karang di sebelah selatan Pulau Bali. Termasuk wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabuaten Badung. Untuk mencapai Uluwatu dari kota Denpasar berjarak kurang lebih 30 km ke arah Selatan melalui kawasan pariwisata Kuta, Bandara Ngurah Rai Tuban dan Desa Jimbaran. selain itu dari Denpasar, wisatawan juga dapat menggunakan jasa taksi, persewaan mobil atau motor, serta agen perjalanan untuk menuju Pura Uluwatu. Jika menggunakan jasa agen perjalanan, kunjungan ke Pura Uluwatu biasanya menjadi satu paket dengan obyek wisata lainnya di daerah Bali selatan, seperti Pantai Nusa Dua, Water Sport Tanjung Benoa, Taman Laut dan Pulau Penyu, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Pantai Dream Land, serta Pantai Jimbaran.
Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu Pura yang sangat menakjubkan di antara sekian banyak pura yang ada di pulau Bali. Daya tarik utama bagi para wisatawan dari pura ini adalah panoramanya yang spektakuler. Terletak di bagian barat laut, pura ini seperti bertengger di ujung tebing batu yang sangat tinggi dan curam, dengan pemandangan lautnya dibawah berwarna biru bersih dan hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik. Menurut sejarah, bongkahan batu karang di lokasi pura tersebut merupakan metamorphose dari Dewi Danu dan Dewi Air. Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut ini merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Pada Abad ke-11 Pura Luhur Uluwatu dibangun oleh pendeta suci bernama Mpu Kuturan. Ketika itu Pura Luhur Uluwatu menjadi tempat pemujaan bagi Dewa Rudra untuk memohon keselamatan. Setelah itu Pura luhur uluwatu juga menjadi tempat memuja seorang pendeta suci bernama Empu Kuturan sebagai pembangun Pura tersebut. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 atau sekitar abad ke-16 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksa di tempat ini. Dalam bahasa setempat moksa juga disebut ngeluhur. Itulah sebabnya, nama Pura Uluwatu kemudian dilengkapi dengan kata luhur, menjadi Pura Luhur Uluwatu. Dalam bahasa Sansekerta kata uluwatu memiliki makna “puncak batu” (ulu= puncak / ujung / atas, sementara watu = batu). Nama ini tentu saja merujuk pada lokasi pura yang berada di bagian puncak tebing batu karang. Pura ini juga dipercaya sebagai tempat dimana pusatnya para umat hindu yang telah mencapai moksa.
Sebelum memasuki pura, wisatawan diwajibkan untuk mengenakan pakaian khusus, yaitu kain sarung untuk mereka yang mengenakan celana atau rok di atas lutut, serta selendang untuk wisatawan yang memakai celana atau rok di bawah lutut. Kain sarung dan selendang berwarna kuning (salempot) tersebut menyimbolkan penghormatan terhadap kesucian pura, serta mengandung makna sebagai pengikat niat-niat buruk dalam jiwa. Waktu terbaik untuk mengunjungi pura Uluwatu adalah sore hari pada saat matahari terbenam sehingga bisa menyaksikan pemandangan spektakulernya. Pemandangan itu memang sungguh menakjubkan, sebuah pura terletak di atas tebing karang yang menjorok ke arah lautan lepas, seakan siap membelah gulungan ombak yang tak kenal lelah menghantamnya. Sungguh suatu hal yang aneh, sekaligus menakjubkan yaitu, hanya tonjolan bukit karang dengan pura yang terletak diatasnya tidak habis tergerus oleh ombak. Sementara sisi karang yang lain sudah lelah tergerus ombak lautan lepas. Mungkinkah ada kekuatan mistis yang menjaganya sehingga tetap tegar menancap di garis pantai tanpa terlihat ada tanda-tanda erosi pantai yang berarti ?
Itulah Pura Uluwatu, terletak di “ujung kaki” pulau bali yang tetap tegar menghadang ombak pantai laut bali yang cukup ganas. Menikmati pemandangannya disore hari akan memberi nuansa tersendiri mengingat tidak ada penghalang untuk menikmati matahari terbenam dilautan lepas. Ditambah dengan pekikan dan celoteh kera-kera liar yang tanpa malu-malu mendatangi wisatawan memberi warna tersendiri bagi objek wisata ini. Kera-kera liar yang dianggap penunggu pura tersebut perlu diwaspadai oleh pengunjung.
Hal yang spektakuler tidak lepas dari hal yang menjengkelkan yang di sebabkan oleh monyet-monyet yang usil. Disekitar komplek pura terdapat segerombolan monyet. Para monyet ini biasanya suka usil dengan mengambil berbagai macam barang yang dibawa pengunjung. Barang yang sering menjadi incaran mereka adalah kacamata, tas, dompet atau apa saja yang gampang direbut. Jadi hati-hati dengan mereka apabila sedang berkunjung di komplek pura Uluwatu Bali. Janganlah membawa aksesories yang menyolok atau barang-barang berharga yang mudah diambil, karena kera-kera tersebut akan bergerak dengan sangat cepat untuk meraih apa yang menjadi perhatiannya. Bukan hal yang aneh lagi bila diantara pengunjung ada yang kehilangan (terampas) barang bawaan mereka oleh kera-kera tersebut saat menikmati pemandangan uluwatu. Kacamata juga bisa menjadi sasaran keusilan mereka, jadi bila anda berniat membawa peralatan semacam kamera atau handycam, jangan pernah lengah mengawasi barang-barang tersebut. Tetapi hal tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk tidak mengunjungi dan melihat panorama Pura Luhur Uluwatu. Sebab, Kombinasi antara posisi pura yang terletak di tebing karang tinggi dan menjorok ke arah lutan lepas, gelombang ombak yang tinggi, kera yang usil, sunset yang menarik dan upacara adat istiadat rakyat setempat di dalam pura memberikan nilai lebih objek ini dibandingkan objek sejenisnya.
Tepat di bawah Pura Luhur Uluwatu Terdapat pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga surfing, bahkan event internasional seringkali diadakan di sini. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat surfing selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik. Selain itu juga bisa menyusuri jalan setapak yang cukup panjang menuju Pura Uluwatu, dengan pagar beton di sisi tebing, wisatawan dapat mengedarkan pandangan untuk melihat bukit-bukit cadas dan hamparan laut yang jernih. Setelah memasuki bagian jabaan pura (halaman luar pura), wisatawan akan disambut oleh sebuah gerbang Candi Bentar berbentuk sayap burung yang melengkung. Gerbang yang menjadi pintu masuk menuju jabaan tengah ini merupakan salah satu peninggalan arkeologis abad ke-16. Untuk mencapai jeroan pura, Anda akan melewati Candi Kurung yang di depannya terdapat patung penjaga candi (dwarapala) dengan bentuk arca Ganesha. Akan tetapi, untuk menghormati kesucian pura, wisatawan tidak diperbolehkan memasuki ruang utama pemujaan, sebab hanya umat Hindu yang akan bersembahyang saja yang diperbolehkan memasukinya. Di dalam ruang utama pura, terdapat sebuah prasada, yaitu tempat moksanya Dang Hyang Nirartha. Selain panorama alam, adapun atraksi dari masyarakat setempat seperti pertunjukan Tari Kecak yang diadakan sekitar pukul 18.00 sampai 19.00 WITA. Tarian yang menceritakan tentang penggalan epik Ramayana, yaitu penculikan Dewi Sinta oleh Rahwana ini makin mempesona dengan latar belakang matahari terbenam di Samudera Hindia.
Seperti yang di katakana sebelumnya, Bila anda berencana datang kelokasi ini, disarankan agar datang menjelang sore hari. Langit yang cerah dan sinar matahari sore yang hangat ditambah deburan ombak yang tak kenal lelah menghantam tebing karang pura uluwatu berdiri dengan kokoh, akn cukup siap memaksa untuk menghabiskan film yang tersedia di kamera / handycam anda. Maka dari itu, jika boleh saya sarankan, berkunjunglah ke Pulau Bali tepatnya ke Pura Luhur uluwatu sebelum anda meninggalkan dunia ini. Karena keindahan alam yang dimiliki Pura Luhur uluwatu yang sangat di sayangkan jika tidak dapat menikmatinya dimasa hidup